Supaya Tidak Salah, Perhatikan Batasan Waktu Aqiqah Ini

Kelahiran seseorang balita jadi kegembiraan tertentu untuk orang tua serta keluarga besar. Mengiringi lahirnya seseorang balita, Allah memerintahkan orang tua buat melakukan aqiqah. Batasan waktu aqiqah juga sudah didetetapkan.

Penafsiran Aqiqah

Aqiqah maksudnya menyembelih hewan pada hari ketujuh kelahiran balita, serta diiringi dengan mencukur rambut balita. Rasulullah bersabda,“ Aqiqah dilaksanakan sebab kelahiran balita, hingga sembelihlah hewan serta hilangkanlah seluruh kendala darinya”( HR. Bukhari).

Penerapan aqiqah buat balita wanita merupakan dengan menyembelih seekor kambing. Sedangkan balita pria sebanyak 2 ekor kambing. Terdapat pula komentar lain, menyembelih seekor kambing dalam rangka aqiqah balita pria dibolehkan.

Tujuan Aqiqah Aqiqah yang Harus Umat Islam Ketahui

Seluruh perihal yang diperintahkan Allah pasti terdapat hikmahnya. Tercantum aqiqah. Perintah aqiqah memiliki tujuan serta hikmah yang hendak dialami oleh umat Islam serta manusia pada biasanya.

Tujuan utama aqiqah merupakan melakukan sunnah dari Rasulullah Shallallahu‘ Alaihi Wasallam. Tidak hanya itu, aqiqah jadi tebusan si anak untuk orang tuanya. Sehingga nanti anak dapat berikan syafaat untuk kedua orang tuanya.

Aqiqah pula dilaksanakan dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah, serta mencapai ridho Allah. Aqiqah jadi bentuk syukur dari orang tua, karena Allah sudah menganugerahkan anak kepada mereka. Setelah itu, aqiqah pula jadi syiar Islam buat menampakkan kegembiraan atas kelahiran generasi dari kalangan mukmin.

Daging hewan buat aqiqah yang dibagikan pula dapat mempererat persaudaraan di dalam warga. Tidak hanya itu, aqiqah pula jadi metode buat kurangi beban dari warga yang kurang sanggup. Dengan daging aqiqah yang dibagikan, terus menjadi banyak orang- orang yang dapat merasakan kegembiraan dengan komsumsi daging.

Hukum Aqiqah

Umroh. com merangkum, hukum Aqiqah merupakan Sunnah Muakkad. Sunnah yang sangat disarankan buat dilaksanakan. Anjuran melakukan aqiqah jadi tanggungan untuk si bapak, yang menanggung nafkah sang balita. Anjuran buat melakukan aqiqah dikenakan pada bapak bila dalam kondisi berkecukupan.

Bagi para ulama, bila hingga batasan waktu aqiqah orang tua masih dalam kondisi tidak sanggup, hingga dia tidak diperintahkan buat melakukan aqiqah. Para ulama menyandarkan kesimpulan itu dari firman Allah,“ Bertakwalah kepada Allah semampu kamu”( QS. At Taghobun: 16).

Sunnah Waktu Penerapan Aqiqah HUKUM AQIQAH

Aqiqah sunnah dilaksanakan di hari ketujuh sehabis kelahiran balita. Rasulullah bersabda,“ Tiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya, disembelihkan untuknya pada hari ketujuh, digundul rambutnya serta diberi nama.”( HR. Abu Daud, An Nasa’ i, Ibnu Majah, serta Ahmad).

Aqiqah di hari ketujuh dihitung dari siang hari pada kelahiran balita. Bila balita dilahirkan di malam hari, hingga malam tersebut tidak masuk dalam hitungan satu hari. Penghitungan hendak dilanjutkan di hari selanjutnya. Bila balita dilahirkan di pagi hari, hingga di hari dia dilahirkan telah masuk hitungan hari awal.

Bagi para ulama, hikmah dari disunnahkannya melakukan aqiqah di hari ketujuh merupakan buat meringankan keluarga balita. Bila aqiqah disunnahkan buat dilaksanakan di hari- hari dini( misal hari awal), pasti saja keluarga balita hendak kesusahan sebab masih disibukkan dengan kedatangan balita yang baru lahir. Sedangkan mencari kambing buat disembelih pula membutuhkan usaha yang lebih. Disyariatkannya aqiqah pada hari ketujuh dirasa lumayan mempermudah keluarga balita dalam penerapannya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Minyak Ikan Terbaik untuk Ibu Hamil (Updated 2021)

Apa itu Budaya Pop dan Apakah Itu Berita?

Memahami Jasa Konsultan ISO 17025